CERITA HIDUP DALAM BERPRESTASI Oleh : Hasniatiapriliya

                 Saya lahir pada tanggal 7 April 1994 di Desa Darampa Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Saya di beri nama Hasniatiapriliya oleh kedua orang tua saya. Saya menghabiskan masa kecil di Desa kelahiran saya hingga usia 11 tahun karena kedua orang tua pada waktu itu memang menetap di sana. Ayah saya bekerja sebagai petani dan ibu hanya seorang ibu rumah tangga. Saya adalah anak kedua dari empat bersaudara. Sejak kecil saya hidup bergaul bersama sepupu dan juga teman-teman sebaya dalam keadaan penglihatan yang masih sempurna waktu itu. Namun, seiring berjalannya waktu, tepatnya ketika usia saya memasuki umur empat tahun, tiba-tiba pada mata saya tumbuh selaput putih yang menyerupai kulit bawang yang di kemudian hari saya tahu bahwa yang tumbuh di mata saya itu adalah salah satu jenis penyakit mata yang disebut dengan katarak. Awalnya, hanya bagian kanan saja tapi lama kelamaan selaput putih itupun semakin melebar dan akhirnya pindah ke mata sebelah kiri saya. Semenjak saat itu, saya menjalani hidup dengan keterbatasan penglihatan yang saya alami sejak kecil. Meskipun saat itu, kedua orang tua beserta sanak family yang lain masih berusaha mengusahakan agar penglihatan saya bisa kembali seperti sedia kala, namun tetap saja usaha mereka itu sepertinya tidak memberikan hasil yang maksimal karena penglihatan saya tetap tidak lagi sama seperti sebelumnya. Sehingga saya mulai belajar menerima kenyataan itu dan mencoba untuk tabah menghadapi cobaan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan berpasrah dan menyerahkan segalanya kepada Sang Pencipta. Kemudian, setelah saya mulai bisa mengerti tentang arti hidup yang sesungguhnya, akhirnya saya juga dapat menyadari bahwa keadaan saya yang seperti saat ini tidak boleh membuat saya patah semangat dan berputus asa dalam menjalani alur kehidupan yang singkat ini. Sebab, walaupun saya memiliki keterbatasan dalam penglihatan, tapi saya masih bisa bersekolah dan menempuh pendidikan sampai di perguruan tinggi, dan saya juga sangat bersyukur. Mengapa? Karena meskipun saya seorang disabilitas netra tapi saya memiliki hak dan kesempatan yang sama dengan orang-orang yang memiliki penglihatan yang sempurna seperti yang biasa dikatakan oleh kebanyakan orang pada umumnya. Dari situlah saya memahami bahwa ternyata jika seseorang ingin sukses dan berperestasi, tidak harus menjadi sosok yang sempurna melainkan kita harus berusaha dan bekerja keras terlebih dahulu, dengan usaha yang sungguh-sungguh serta belajar dengan giat dan tekun maka segalanya akan terasa sempurna. Oleh karena itu, jangan jadikan keterbatasan itu sebagai penghalang dalam meraih sebuah keberhasilan, akan tetapi potensi dalam diri kitalah yang harus terus dikembangkan agar pelita hidup yang cemerlang akan selalu menghiasi kehidupan kita di dunia ini.
                Setiap orang memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam meraih keberhasilan serta prestasinya masing-masing. Terlepas dari semua keterbatasan yang dimiliki seseorang. Sebab yang dapat menentukan keberhasilan hidup seseorang dalam berperstasi adalah usaha, ketekunan, dan kerja kerasnya untuk berjuang meraih impian hidupnya. Sehingga semua orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam mendefinisikan kata prestasi tersebut.
                Menurut saya, prestasi merupakan hasil dari usaha yang telah dilakukan seseorang yang dapat dicapai dengan kemampuan dalam mengandalkan kecerdasan intelektual, memiliki kemampuan untuk mengendalikan sikap emosionalnya, mampu menyeimbangkan sikap spritualnya, dan memiliki ketahanan diri pada saat menghadapi situasi dalam berbagai bentuk cobaan yang menimpa diri kita serta dalam menghadapi segala aspek kehidupan. Sedangkan prestasi hidup adalah bagaimana kita mampu memahami dan menelaah secara teliti setiap kesempatan yang bisa dijadikan sebagai sebuah momen yang tepat untuk meraih suatu keberhasilan dalam menunjukkan potensi diri yang kita miliki. Akan tetapi, prestasi yang di raih itu tidak harus dalam hal-hal besar yang banyak di ketahui orang di masyarakat luas, seperti menjadi seorang putri tercantik di Indonesia atau menjadi juara umum sebagai siswa yang berhasil memperoleh nilai tertinggi pada ujian nasional. Namun dalam hal-hal kecil pun kita dapat  menunjukkan suatu prestasi dalam hidup kita, seperti bagaimana kita menerapkan sikap disiplin dalam diri kita sehingga orang-orang yang ada di sekeliling kita dapat mencontoh sikap kedisiplinan kita. Atau contoh lain, kita mmampu mengendalikan sikap emosional kita sehingga kita tidak mudah terjerumus pada hal-hal buruk yang tentunya hanya akan memberikan dampak negatif bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Tapi satu hal yang pasti, yaitu apabila kita berhasil memperoleh suatu prestasi, maka kita tidak boleh serta merta berbangga diri dan merasa puas hati karena itu hanya akan mendekatkan diri kita sendiri pada sifat keangkuhan yang tentunya sangat tidak baik untuk pengembangan kondisi mental ataupun kejiwaan seseorang. Namun, ketika kita berhasil meraih suatu prestasi, terkadang ada yang akan memberikan dampak terhadap orang lain. Baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Yakni, prestasi yang dampaknya akan berpengaruh langsung terhadap orang lain. Contohnya, ketika kita berhasil menjadi juara kelas, maka teman-teman kelas kita akan merasa iri dengan keberhasilan kita tersebut. Meskipun terdapat kemungkinan yang lain, yaitu ada teman yang menjadikan keberhasilan kita itu sebagai bahan renungan yang bisa merubah dirinya menjadi lebih baik. Tapi jika yang terjadi sebaliknya. Itulah sebabnya mengapa kita harus menjauhkan diri kita dari sifat kesombongan serta keangkuhan agar orang-orang di sekitar kita mampu mengambil hikmah atas keberhasilan yang kita capai tersebut.
Bagi saya, beberapa contoh prestasi yang telah saya kemukakan di atas, itu bukanlah prestasi yang bisa membuat saya merasa berhasil memberikan dampak atau pengaruh yang positif terhadap orrang lain. Akan tetapi, saya akan merasa berguna bagi orang lain ketika saya berhasil dan mampu memahamkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang saya ketahui kepada orang lain, dan orang tersebut bisa betul-betul memahami apa yang sudah saya sampaikan serta hal itu mampu mengubah atau membawa diri seseorang pada keadaan/situasi yang lebih baik dari sebelumnya.

Komentar